Stratifikasi
sosial
Stratifikasi sosial
adalah sebuah konsep yang di wujudkan dalam sistem sosial bangsa dan negara.
Oleh karena stratifikasi sosial adalah suatu sistem maka diperlukan suatu
analisis yang tepat untuk digunakan dalam menempuh sasaran yang berguna bagi
masyarakat dalam unit terluas dan individu dalam unit terkecil. Sasaran ini
digunakan bagi masyarakat atau individu yang bertujuan menjadi agen sosial,
ekonomi, politik dan lainnya. Stratifikasi sosial adalah konsep yang menunjukkan
klasifikasi haeraki atau kategorisasi kelompok sosial. Klasifikasi ini
dilakukan berdasarkan simbol tertantu yang dianggap berharga oleh kelompok
tertentu, seperti jabatan, kesalehan, pekerjaan.
Secara
sosiologis konsep kelas sosial diterapakan pada zaman romawi kuno yang
dipergunakan untuk masyarakat yang wajib pajak. Pada abad ke-18 kelas kelas
sosial dipergunakan para ilmuan eropa untuk merujuk pada hal yang berbeda. Pada
abad ke-19 kelas sosial dipergunakan dalam analisis kesenjangan sosial yang
berakar pada tradisi ekonomi masyarakat. Akhirnya Marx dengan konsepnya
membedakan status sosial dengan istilah peran dimana jika ada status sosial
maka akan ada peran sosial. Status sosial yang semakin tinggi mengakibatkan
semakin banyak peran sosial dan status sosial yang rendah maka peran sosialnya
rendah. Sedangkan menurut Weber konsep mengenai kelas sosial
adalah stratifikasi sosial yang berkaitan denagn hubungan antara produksi dan
kepemilikan kekayaan. Lalu, status sosial adalah manifestasi dari stratifikasi sosial yang
terkait dengan prinsif-prinsif yang telah diikuti masyarakat dalam menggunakan
kekayaan dan gaya hidup mereka dan partai adalah pertemuan sosial yang bertujuan
menggunakan kekuatan untuk mempengaruhi tindakan sosial.
Dalam
stratifikasi sosial terdapat beberapa dimensi yang bisa digunakan, seperti :
1. Dimensi
kepemilikan kekayaan (Koentjroningrat)
Dimensi
ini membedakan dua kelas yaitu kelas kaya dan kelas miskin. Sebagai contohnya
adalah pada masyarakat pedesaan untuk melihat ukuran suatu kekayaan maka yang
terlihat adalah seberapa luas ukuran lahan atau tanahnya. Maka semakin luas
tanahnya maka semakain dia dihargai dan telah dikatakan sebagai orang yang
kaya. Begitu juga sebaliknya semakin kurang atau bahkan tidak memiliki kekeyaan
maka boleh dikatakan bahwa penduduk itu merupakan kategori peduduk miskin.
Penggolongan ini berdasarkan pada masyarakat agraria yang masih tradisional.
2. Dimensi
distribusi sumber daya (Gerhard Lenski)
Dimensi
ini awalnya diterapkan dalam masyarakat pra industri dimana masyarakat ini
tidak serumit dengan masyarakat industri.dalam masyarakat ini masih mengenal
yang namanya penggolongan berdasarkan kepemilikan lahan. Semakin luas tanahnya
maka semaik tinggi kedudukannya di masyarakat. Contoh riilnya adalah pada
masyarakat agraria di pedesaan yang menggolongkan masyarakat berdasarkan
kepemilikan lahan dan strata terendah adalah buruh tani yang tidak memiliki
lahan.
3. Dimensi
modernisasi (Samuel Hungtington)
Dimensi
ini menitik beratkan gaya hidup masyarakat yang menjadi ukuran suatu kelas
sosial yang ada dimasyarakat. Sebagai contoh adalah gaya hidup orang kaya
adalah memekai pakaian yang berstyle dan bermerek impor dengan harga selangit.
Tentu berbeda dengan gaya hidup masyarakat dari kelas sosial sedang dan rendah
yang hanya memakai barang yang harganya terjangkau. Gaya hidup kelas atas
cenderung adonis dalam memakai materi dan cenderung berfoya-foya. Pada era
globalisiasi ini masyarakat hanya melihat pada seberapa bagus style suatu
individu. Semakin berstyle individu maka masyarakat menganggapnya sebagai orang
yang berada pada strarta teratas.
Menurut
Bernard
Baber ada tujuh dimensi streatifikasi sosial, yaitu :
a. Praktek
kerja
Dalam
dunia pekerjaan semakin bagus pekerjaannya maka semakin bagus pandangan
masyarakat. Contohnya antara petani dengan seorang direktur suatu perusahaan
b. Wewenang
dan tingkat kekuatan
Semakin
tinngi jabatan seseorang maka semakin tinggi status sosialnya, seperti rektor
dengan buruh kasar biasa tentunya memiliki tingkat wewenang yang berbeda
c. Pendapatan
dan kekayaan
Pendapatan
sangat mempengaruhi tingkat kelas sosial suatu masyarakat. Orang yang bergaji
tinggi tetntu memiliki kelas yang lebih tinggi dari pada orang yang bergaji
rendah. Contonya gaji direktur dengan gaji petugas kebersihan.
d. Pendidikan
dan pengetahuan
Dewasa
ini semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin tinggi kedudukannya
dimasyarakat. Contohnya orang tamatan SD dibandigkan dengan seorang tamatan
SMA.
e. Agama
dan kemurnian diri
Contonya
soerang Kiai dibandingkan dengan orang biasa dalam agama tentu memiliki
pembedaan perilaku dalam masyarakat
f. Kekerabatan
dan kelompok etnis
Dalam
masyarakat bugis-makassar teradapat kedudukan orang seperti andi atau puang
yang diberikan kepada orang yang keturunan syekh atau penyebar agama islam.
Orang ini tentu memliki kedudukan berdasarkan kekerabatan da beralangsung turun
temurun
g. Masyarakat
lokal dan masyarakat setempat
Biasanya
dalam masyarakat setempat ada seseorang yang dihormati karena kebijaksanannya.
Meskipun dia bukan keturunan tapi penghargaan masyarakat terhadap masyarakat
yang membuat kastanya tinggi.
Dalam
menganalisis sistem stratifikasi sosial terdapat beberapa analisis yang
digunakan seperti berikut ini, yaitu :
1.
Sistem
konflik
Analisis
ini digunakan untukmenegtahui apakah ada atau tidak ada faktor yang menggaris
bawahi pembentukan stratifikasi sosial. Dalam amsyarakat terdapat dua kubu yang
saling melakuka pertentangan dan hal ini memungkinkan adanya kubu yang kalah
dan menang yang secara otomatis yang kalah dikuasai oleh yang menang.
2.
Sistem
distribusi hak-hak khusus
Pembedaan
terhadap pembagian hak-hak seseoarng dapat mengakibatkan kategori sosial.
Pembedaan ini aka menciptakan ada kelompok yang termarjinalkan dan secara
otomatis terjadi pembedaan.
3.
Analisis
sistem kehormatan
Analisis
ini diciptakan oleh kelimpok sosial tertentu karena respon yang diberikan oleh
kelompok itu mengutamakan interaksi sosial yang mapan.
4.
Analisis
alasan konflik
Analisi
ini mengacu pada terbentuknya konflik dapat mengakibatkan terbentuknya
stratifikasi yang baru.
5.
Analisis
simbol posisi
Analisis
ini muncul karena kehidupan masyarakat terkait dengan gaya busana dan model
perumahan denag gaya busana yang mapan sekaligus menggbarkan kelas masyarakat
tersebut.
6.
Analisis
sirkulasi posisi
Analisis
ini mengacu pada apakah muncul perubahan yang cepat atau lambat pergerakan
sebuat stratifikasi
7.
Analisis
dari individu
Analisis
ini menggambarkan apakah stratifikasi sosial terbentuk kaerna kemauan individu
atau dikembangkan oleh kelompok sosial tertentu atas dasar nilai-nilai yang
terikat atau funsional.
Dalam
stratifikasi sosial terdapat tiga pembagian kelompok atau kelas,
Ø Hight
class
Kelas ini adalah kelas
penguasa dimana berdasrakan gambar diatas kelas ini sangat sedikit/minoritas
tetapi mereka menajdi unggul karena faktor-faktor tertentu seperti kekayaan,
gelar kekerabatan atau pendidikan yang tinggi. Contohya adalah pejabat atau
presiden, kiai, atau tuan tanah dalam masyarakat agraria
Ø Middle
class
Kelas ini adalah kelas
menengah dimana mereka sedang menunggu untuk naik kelas(terbuka) atau turun dan
atau tidak bergerak(sistem kasta pada masyarakat india). Yang menjadi penghuni
kelas ini adalah pegawai golongan tertentu(golongan menengah),
Ø Low
class
Kelas ini adalah kelas
rendah atau lemah dan dikuasai oleh kelas atas dan menengah. Yang termasuk
kelas ini adalah para budak atau tenaga kasar. Jumlahnya sangat banyak tetapi
kelas ini dikuasai kelompok yang lebih minoritas.
0Awesome Comments!